Kamis, 27 Januari 2011

Hati yang Beriman .....*


Hati yang beriman…
Menyadari mahalnya nilai petunjuk setelah menjalani kesesatan, betapa mahalnya nilai pengetahuan yang jelas setelah mengalami kegelapan, betapa berharganya sikap istiqamah pada jalan kebenaran sesudah terperosoknya dalam kebingungan, betapa mulianya nilai kemantapan akan kebenaran sesudah terombang ambing dan bebas dari belenggu perhambaan diri kepada selain Allah, betapa berharganya memiliki perhatian serius dan besar kepada kebenaran sesudah terayun-ayun dalam suasana bercanda ria dengan hal-hal remeh dan rendah. Dia menyadari bahwa Allah telah memberinya keimanan untuk meraih semua bekal itu.
Karena itu…
Dia merasa takut akan kembali pada kesesatan. Ibaratnya seperti orang yang menempuh jalan terang benderang merasa berat hati bila kembali pada jalan yang berliku dan gelap. Juga ibarat orang yang telah merasakan teduhnya naungan merasa berat hati kalau kembali ke tempat yang panas terik dan menyengat.
Dia menyadari bahwa…
Dalam pancaran iman terdapat sesuatu yang manis yang tidak dapat dicapai kecuali oleh orang yang pernah merasakan gersangnya kekafiran dan penderitaan yang pahit. Didalam ketenangan iman terdapat sesuatu yang manis, yang tidak didapati kecuali orang yang pernah merasakan deritanya kesesatan
Dengan kesadaran iman…
Mereka mengerti bahwa mereka tidak akan dapat memperoleh sesuatu pun kecuali karena karunia dan rahmat Allah. Mereka tidak mampu menguasai hatinya sendiri karena hati itu berada di tangan Allah. Oleh karena itu, mereka mengharap kepadaNya dengan berdoa semoga Allah senantiasa memberikan kepada mereka pertolongan dan keselamatan.

0 komentar:

Posting Komentar